PANGGILAN “CUK” SEBAGAI PENGHAPUSAN KELAS
Zaman yang semakin kesini membawa
kita kepada ingatan masalalu ketika kesopanan di jawa memberlakukan kasta
seperti panggilan mas, kang, mbak dan yu. Kita selalu diingatkan dengan
romantisme masalalu ketika semua orang dari yang kecil sampai besar saling
menghargai dan menyayangi.
Berbeda dengan masa kekinian
panggilan mas, kang, mbak dan yu adalah sebagai alat dimana alat itu bisa
digunakan untuk menindas orang yang lebih kecil atau muda dan ketidakadilanlah
yang muncul untuk mengekploitasi cah cilik secara habis habisan. Sering
kali ketika kita masih menjadi cah cilik, orang dewasa selalu menyuruh cah
cilik untuk mempermudah apa yang diinginkan, entah membeli rokok ataupun
membelikan makanan.
Panggilan mas, kang, mbak dan yu
tidak lagi relevan diterapkan dizaman kekinian yang notabene-nya enggak
menghargai maupun menghormati. Jadi haruslah ada panggilan yang dimana nama itu
menjadi nama yang bisa menghapus kelas tua mapun kelas muda dan tentunya anti
penindasan.
Kenapa kita memerlukan panggilan yang
anti penindasan? Karena, dimasa kekinian haruslah kita sebagai manusia
revolusiner yang anti penindasan dan anti perbedaan kelas. Ketika ada perbedaan
pastilah mencari sesuatu yang lebih unggul dan yang lebih unggul akan
memanfaatkan itu sebagai alat penindasan yang kecil atau yang lebih rendah
darinya.
Kata “cuk” adalah panggilan paling
revolusiner dan menghapus perbedaan kelas tidak perduli tua, muda, miskin dan
kaya. Kata “cuk” sangat bagus sekali bila itu digunakan bersama-sama karena
revolusi penghapusan kelas haruslah dilakukan secara bersama. Jika yang tua
merasa tersinggung berarti ada indikasi bahwa orang yang lebih tua itu “kancane
sitik, kopi kurang pait, ngopine kurang isuk lan lungone kurang adoh”(temennya
sedikit, kopinya kurang pahit, ngopinya kurang pagi dan perginya kurang jauh).
Ketika kita sedang diskusi dan
menyanggah yang lebih tua itu tidak jadi masalah saat mempergunakan kata “cuk”,
tetapi jika kita menggunakan kang, mas, mbak dan yu itu sangat mengganggu
sekali dan tak jarang membuat kita tidak enak dengan yang lebih tua dan itu
semata mata karena tidak menggunakan kata “cuukkkkk….”
Cuk yang kepanjangannya jancuk adalah
ungkapan ketika kita sedang ditindas, misalnya ketika kita di pukul ataupun ditembak
mati pastilah kata JANCUK menjadi lebih bermakna dan indah sebagai kata yang
paling melawan dan gokil.
Bisa dicoba terapkan di warung kopi
ketika kita memanggil pelayan atau penjaga warung asti lebih romantis, karena
adanya emosianal yang berlebih terjadi. Panggilan “cuk” tidak terbatas ruang
dan waktu. Cocok digunakan semua umur
dan semua kalangan. Apalagi ketika kata “cuk” digunakan kepada bapak dan ibu
dirumah (adegan ini hanya dilakukan oleh professional) pastilah sangat efektif
sekali menghapus perbedaan antara anak dan orang tua dengan catatan dikeluarkan
dari KK (kartu keluarga).
Penghapusan kelas tentunya tidak bisa
dilakukan hanya seorang, maka dari itu wahai cah cilik marilah kita
satukan suara dan serukan “cuuuuuuuuuuuuukkkk….” bersama-sama dengan nada yang
lantang dan penuh semangat.
Selamat mencoba kawan saya doakan
dari sini…...!!
Komentar
Posting Komentar